Thursday, September 3, 2009

YANG PASTI-PASTI SAJA

Dulu, ketika petunjuk dari Allah belum ada, manusia mengisi hidupnya dengan caranya masing-masing sesuai dengan keyakinannya. Karena masyarakat saat itu belum memiliki peraturan hidup kecuali hukum rimba. Siapa kuat bakal dapat. Kompetisi bebas pun berlangsung hingga menemukan siapa yang paling kuat yang akhirnya memegang otoritas di masyarakat sekitarnya. Mau tak mau pihak-pihak yang kalah mengikuti peraturan yang dia terapkan.
Dari waktu ke waktu seiring dengan kedewasaan berpikir akhirnya mereka menentukan pemimpin yang terbaik versi masyarakat setempat pada saat itu. Sampai pada kurun waktu tertentu, ketaatan masyarakat akan hukum yang berlaku melahirkan budaya. Karena tehnologi pada masa itu belum memungkinkan setiap pemimpin menguasai wilayah yang luas, akhirnya melalui proses yang tak jauh berbeda lahirlah wilayah-wilayah atau daerah-daerah yang memiliki budaya berbeda-beda. Di Indonesia, misalnya, ada suku (masyarakat) jawa, sunda, melayu, dayak, toraja, dan lain sebagainya dengan budaya yang satu sama lain berbeda.

Semua hukun dan peraturan masyarakat masih merupakan produk manusia baik itu dari seseorang yang dominan karena powernya maupun hasil kesepakatan atau musyawarah beberapa yang berkompeten di wilayah masing-masing. Kelemahan pun terdapat di sana-sini dan bukan tidak mungkin sebagian anggota masyarakat, terlepas dari ketertundukan terhadap peraturan yang ada, tetap saja melakukan berbagai amalan yang memang belum terwadahi oleh hukum yang berlaku. Karena masih jauh dari kesempurnaan, akibatnya belum bisa menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupa.
Kita sering mendengar cerita tentang orang-orang di jaman kehidupan nenek moyang. Mereka belum memiliki pedoman hidup yang jelas sehingga mengisi waktunya dengan kegiatan-kegiatan yang aneh aneh. Ada yang bertapa dalam rangka mencari kesaktian, agar kebal pedang, bisa menghilang, dan lain sebagainya. Tidak sedikit, memang, yang berhasil memperolehnya. Namun sekarang di mana mereka? Jika akhirnya tetap saja mati, pertanyaan selanjutnya adalah, "Bermanfaatkah apa yang selama hidupnya mereka lakukan?"
Sekarang, kita harus bersyukur karena petunjuk itu telah hadir di tengah-tengah kita. Petunjuk yang datangnya dari sang pencipta itu begitu jelas dan gamblagnya tertuang dalam Al Qur'an dan telah ditunjukkan cara-cara menerapkannya di dalam kehidupan kita sehari-hari. Sudah terbukti haq karena telah dianut oleh para cendekiawan yang telah membuktikan prestasinya dalam kehidupan ini.

No comments:

Post a Comment